Senin, 04 Maret 2013

A Thousand Splendid Suns

Kategori:Buku
JenisSastra & Fiksi
Penulis:Khaled Hosseini
Judul Buku: A Thousand Splendid Suns
Penulis: Khaled Hosseini
Penerbit: Qanita PT Mizan Pustaka
Tebal Buku: 507
Harga Buku: Rp. 59.000

Hidup di balik Burqa

Dua novel best seller milik pengarang Khaled Hosseini, satu diantaranya A Tousand Splendid Suns, layak dibaca bagi mereka yang penasaran akan sisi lain kehidupan sebuah negara yang tidak pernah berhenti bergejolak yaitu Afghanistan. Pengarang kembali memainkan penanya dengan sangat indah dalam penggambaran Afghanistan didalam dunia dua sosok perempuan yang menjadi tokoh utama dalam buku ini, Mariam dan Laila. Dua perempuan dengan dua latar belakang yang berbeda.

Hampir sama dengan buku sebelumnya, Kite Runner, yang menggambarkan betapa kerasnya dunia Afghanistan dibawah kekuasaan Rusia, para Mujahidin dan Taliban. Dalam buku keduanya ini pengarang pun menggambarkan Afghanistan yang kehilangan masa-masa indahnya ditangan Rusia. Peperangan dan penindasan yang tidak pernah berhenti, meski berganti-ganti penguasaan.

Tokoh utama yang pertama kali ditampilkan adalah Mariam. Ia dilahirkan sebagai anak harami, yang artinya anak haram. Tetapi masih dikunjungi oleh sang ayah meski hanya satu kali dalam seminggu. Sosok ibunya digambarkan sangat keras dalam mendidik Mariam, kata-katanya yang tajam membuat seorang Mariam kecil tidak mampu berkutik dengan apapun yang terjadi dalam hidupnya, sampai akhirnya terbawa ketika Mariam dewasa yang selalu saja berdiam diri ketika suaminya selalu menyiksa.

Titik balik kehidupan Mariam berubah, ketika hari yang ditetapkan dimana ayahnya seharusnya datang berkunjung, tapi tidak datang dan Mariam memutuskan menyusul ayahnya di Herat. Tapi penolakan yang diterima Mariam. Ayahnya sama sekali tidak mau menemui Mariam, yang menyadarkan posisi Mariam bahwa dirinya memanglah seorang harami yang tidak diinginkan. Dan ketika pulang Mariam malah menemukan ibunya gantung bunuh diri.
Mariam akhirnya mau tidak mau harus tinggal bersama ayahnya, tapi disana Mariam malah dijodohkan dengan seorang lelaki berumur 50 tahun ketika Mariam masih berumur 15 tahun. Dan ayahnya kembali hanya berdiam diri saja.

Kehidupan Mariam tidak lebih baik setelah menikahi lelaki yang bernama Rasheed. Rasheed yang mendambakan seorang anak tapi Mariam terus mengalami keguguran, hingga Mariam terus-terusan mendapatkan siksaan dari Rasheed.

Berbeda dengan Mariam, laila dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih sayang dari ayahnya. Karena ibunya sering sakit-sakitan Laila yang kemudian mengurus keperluan rumah tangga. Pandangan ayahnya yang berkebalikan dari kebanyakan para ayah di Afghanistan yaitu bahwa perempuan tidak boleh sekolah, Laila mendapatkan sebaliknya. Sehingga melahirkan sosok perempuan yang kuat, pintar dan penuh percaya diri.

Laila kemudian berhubungan dengan lelaki teman semasa kecilnya dan mempunyai harami dari hubungan ini. Hanya saja, Tariq teman lelakinya ini, harus pergi meninggalkan Afghanistan ditengah huru haranya kota Kabul. Dan ketika Lalila pun berencana menyusulnya beserta kedua orang tuanya, bom menhancurkan rumah mereka dan menewaskan orang tuanya dan membuat Laila terluka parah hingga membuat satu telinganya menjadi tuli.

Rasheed dan Mariamlah yang merawat Laila hingga sembuh karena memang rumah mereka berdekatan. Tapi dibalik kebaikan Rasheed merawat Laila, ada sebuah keinginan tersembunyi yaitu menjadikan Laila sebagai istri keduanya. Karena Laila yang sudah kehilangan keluarganya dan susah kemungkinan baginya untuk lari dari Afghanistan mengingat ternyata dirinya sudah mengandung anak Tariq. Laila menerima lamaran Rasheed. Meski awalnya membuat hubungan Mariam dan Laila memburuk, karena sama-sama didera dan disiksa oleh Rasheed yang selalu berbuat semena-mena mereka akhirnya hidup rukun membesarkan anak-anak yang lahir dari rahim Laila.

Satu hal yang mengganjal dalam novel ini adalah cara pengarang yang menampilkan jalan kehidupan seorang Mariam yang terlalu pasrah akan kehidupannya dan menerima segala perlakuan Rasheed. Berbeda dengan Laila yang kuat sampai akhirnya menemui kehidupan yang bahagia di akhir cerita, Mariam berakhir dengan sebuah eksekusi atas perlawanan terakhirnya terhadap Rasheed yaitu dengan ditembak mati disebuah lapangan sepak bola oleh para pejuang Taliban. Sedikit menyayangkan, seolah semua pengorbanan yang dilakukan Mariam selama ini hanya Laila saja yang berhak mendapatkannya.

Yang menjadi kekuatan buku ini adalah perjuangan para wanita Afghanistan yang kuat, meski dibawah peperangan yang tidak pernah berhenti. Pun ketika Rasheed yang menginginkan para istrinya memakai Burqa, kain kerudung yang menutupi seluruh anggota badan dan hanya memberikan pandangan dibagian matanya saja, meski tetap ditutupi semacam kain kasa. Pengarang menggambarkan ketenangan para perempuan ini hidup dibawah Burqa tanpa harus menerima tatapan para lelaki, khususnya mereka yang menguasai Afghanistan yang selalu berbuat semena-mena, dan mereka mendapatkan ketenangannya disini, hidup didalam lindungan kain panjang Burqa.

Kekuatan wanita yang tidak akan mampu dipatahkan oleh apapun, ketika Laila ingin mengunjungi anaknya yang dititipkan dipanti asuhan karena akhirnya Rasheed jatuh miskin. Laila sering mendapatkan siksaan dari para Taliban karena sering ditemukan sendirian dijalan tanpa ditemani muhrimnya, salah satu aturan yang diterapkan Taliban, karena Rasheed enggan menemani Laila. Berbagai peristiwa yang menggambarkan kekuatan seorang ibu demi anaknya tercinta.

Buku yang mampu mengajak para pembaca menggugah sisi kemanusiaannya, bahkan tak sedikit adegan yang membuat pembaca mampu menitikkan air mata. Hal ini adalah salah satu dari sekian banyak kelebihan dari seorang Khaled Hosseini.

Cerita sama dengan buku best seller sebelumnya, Kite Runner, diakiri dengan sebuah ending yang membahagiakan bagi beberapa tokoh cerita, meski harus dibayar oleh beberapa nyawa atas kematian dari para tokoh yang lain.

Afghanistan digambarkan mulai membaik kondisinya dibawah kepemimpinan seorang presiden baru, dimana tak lepas dari campur tangan Amerika juga. Sebuah bom yang dilepaskan di Afghanistan oleh Amerika dengan dalih mencari seorang pejuang bernama Osama bin Laden, dalam cerita ini justru merupakan titik balik menuju perubahan yang lebih baik bagi Afghanistan. Meski sampai sekarang pun peperangan tidak pernah berhenti terjadi dibawah presiden baru, bernama Hamid Karzai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar